Analisis Perbandingan Interferensi Link Gelombang Mikro pada Daerah Urban dan Rural Menggunakan Software Pathloss 5.0
Abstract
Dalam perencanaan jaringan gelombang mikro dibutuhkan jaringan yang memiliki kehandalan sistem yang bekerja secara optimal.Namun ada kalanya kehandalan jaringan tidak bekerja secara optimal, salah satu faktor penyebabnya adalah adanya interferensi. Oleh karena itu dibutuhkan pemeriksaan interferensi pada jaringan transmisi untuk menganalisis interferensi yang terjadi serta optimasi untuk menghilangkannya. Untuk mengetahui hal tersebut maka dilakukan simulasi perancangan jaringan menggunakan software Pathloss5.0. Penelitian ini dilakukan pada daerah urban yaitu pada link hop Pluit Karang Barat-Kuningan Barat-Condet serta pada jaringan yang berada di daerah rural yaitu pada link hop Cibadak-Cibolangkaler-Sukabumi. Interferensi yang terjadi menyebabkan penurunan nilai availability. Pada daerah urban terjadi penurunan availability sebesar 0,00313%, sedangkan pada daerah rural terjadi penurunan availability sebesar 0,00014%. Ada beberapa metode yang digunakan untuk menghilangkan kasus interferensi yaitu dengan mengganti sub band, merubah polarisasi antena, serta menambahkan power pada jaringan. Dari beberapa metode tersebut yang paling optimal untuk menghilangkan interferensi adalah dengan mengganti sub band. sub band yang sebelumnya menggunakan sub band C dengan channel 1 (7.747,70 MHz-8.059,02) menjadi sub band D dengan channel 5 (7.866,30MHz8.177,62 MHz). Setelah dilakukan optimasi dengan mengganti sub band, maka interferensi yang terjadi dapat dihilangkan dan besarnya peningkatan availability setelah optimasi bernilai sama dengan besarnya penurunan unavailability ketika interferensi.
References
[2]. A. Hikmaturokhman, “Diktat Kuliah Gelombang Mikro,” Akademik Teknik Telekomunikasi Sandhy Putra Purwokerto, Purwokerto, 2007.
[3]. R. G. Winch, Telecommunication Transmission System Microwave, Fiber Optic, Mobile Celluler Radio, Data and Digital Multiplexing, Singapore, 1993.
[4]. E. Sudarmilah, “Antisipasi Pengaruh Pemudaran Gelombang (Fading),” Teknik Elektro Emitor, vol. II, no. 2, pp. 2-4, 2002.
[5]. A. Hikmaturokhman, “Klasifikasi Link Microwave,” Akatel Shandy Putra Purwokerto, Purwokerto, 2012.
[6]. Hikmaturokhman, A., Wahyudin, A., Yuchintya, A. S., & Nugraha, T. A. (2017, November). Comparison analysis of passive repeater links prediction using methods: Barnett Vigants & ITU models. In New Media Studies (CONMEDIA), 2017 4th International Conference on (pp. 142147). IEEE.
[7]. T. Haslinda, “Penelitian Perencanaan dan Analisis Jaringan Transmisi Microwave Menggunakan Pathloss 4.0 Studi KasusDi PT. Alita Praya Mitra Jakarta,” Akademi Teknik Telekomunikasi Sandhy Putra Purwokerto, Purwokerto, 2012.
[8]. H. Lehpamer, Microwave Transmission Network: Planning, design, and Deployment Second Edition, New York: The McGraw-Hill Companies. All rights reserved, 2010. [9]. S. Attamimi, “Perancangan Jaringan Transmisi Gelombang Mikro Pada Link Site Mranggen 2 Dengan Site Pucang Gading,” Teknologi Elektro,
Universitas Mercu Buana, vol. V, no. 2, pp. 77-87, 2014.
[10]. R. L. Freeman, Fundamental of Telecomunication, New York, 1999.
[11]. Hikmaturrokhman, Alfin. "Analisa Pengaruh Interferensi Terhadap Availability pada Jaringan Transmisi Microwave Menggunakan Software PATHLOSS 5.0 Studi Kasus di PT. Alita Praya Mitra." JURNAL ILMIAH †œECOTIPE†JURUSAN TEKNIK ELEKTRO-FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG 1.2 (2014).
[12]. Modul Tutorial Pathloss 5.0, 2012.
[13]. R. L. Freeman, “Telecommunication System Engineering,” New York, 2004.